Lakon
PER
SIMPANGAN
P. Haryanto
P. Haryanto
(Introspeksi untukAkuAkuAku)
Jalan ini tertegun di tebing, terbelah dua ke kanan dan ke kiri. Jalan yang gersang di hari yang panas. Sedang di tengah persimpangan ituBerdiri sebuah tonggak yang mendukung sepotong papanBerujung runcing kanan-kirinya. DiBagian kiri papan itu tertulis "Neraka", diBagian kanan tertulis "Surga". Sedemikian yakin papan ituBerkata kepada kita,Bahwa jalan yang ke kanan itu menuju ke Surga, sedang yang ke kiri menuju langsung ke Neraka.
BABAK I
Jalan ini tertegun di tebing, terbelah dua ke kanan dan ke kiri. Jalan yang gersang di hari yang panas. Sedang di tengah persimpangan ituBerdiri sebuah tonggak yang mendukung sepotong papanBerujung runcing kanan-kirinya. DiBagian kiri papan itu tertulis "Neraka", diBagian kanan tertulis "Surga". Sedemikian yakin papan ituBerkata kepada kita,Bahwa jalan yang ke kanan itu menuju ke Surga, sedang yang ke kiri menuju langsung ke Neraka.
BABAK I
CAHAYA
MEREDUP KETIKA TERDENGAR MUSIK GENDERANGBERDENTAM-DENTAM. KETIKA PUKULAN
GENDERANG MULAI SURUT, MENDERULAH MUSIK GELISAH DIIRINGICAHAYA SEMAKIN TERANG.
SEMENTARA ITU TOKOHA MUNCUL DARIANTARA KITA DENGAN LANGKAHNYA YANG LELAH.
SESAMPAINYA DI PERSIMPANGAN ITU LAGI-LAGI IA MENJADI RAGU UNTUK MENENTUKAN
PILIHANNYA.AKHIRNYA IABERISTIRAHAT DIBAWAH PAPAN PENUNJUK JALAN ITU. SESAAT
KEMUDIAN SAMPAILAH TOKOHB DAN TOKOHC DI TEMPAT ITU DENGANBERBIMBINGAN, PENAT
TUBUH PENAT HATI.
B
Persimpangan....
B
Persimpangan....
C
Persimpangan jalan lagi?
Persimpangan jalan lagi?
B
Ya, untuk kesekian kalinya kita menemukan persimpangan.
Ya, untuk kesekian kalinya kita menemukan persimpangan.
C
Alangkah melelahkannya perjalanan ini.
Alangkah melelahkannya perjalanan ini.
B
Memang. Tapi kita harusBerjalan juga.
Memang. Tapi kita harusBerjalan juga.
C
Ya, kita tak pernahBisaBerhenti. Sampai kapan kita harus jalan?
Ya, kita tak pernahBisaBerhenti. Sampai kapan kita harus jalan?
B
Diam, menatap papan penunjuk jalan itu)
Diam, menatap papan penunjuk jalan itu)
C
Dan ke mana lagiArah perjalanan kita?
Dan ke mana lagiArah perjalanan kita?
B
Lihat, lihatlah penunjuk itu.
Lihat, lihatlah penunjuk itu.
A
Eh!Apa yang kalian lihat he?
Eh!Apa yang kalian lihat he?
B
Ah,Ada orang.... rupanya. Itu, papan penunjuk jalan itu yang kami lihat.
Ah,Ada orang.... rupanya. Itu, papan penunjuk jalan itu yang kami lihat.
A
O. kusangkaAku. Tapi, Saudara,Apa tadi kalian tak melihatAku?
O. kusangkaAku. Tapi, Saudara,Apa tadi kalian tak melihatAku?
C
Melihat?
Melihat?
B
Ya, diaBertanya (kepadaC lalu menolehB)
Ya, Saudara! Semula kami memang tidak melihatmu, sebab kami hanya memperhatikan tanda-tanda demi tujuan kami. Dan tiba-tiba Saudara mengejutkan kami, maka ....klap... kami melihat Saudara sekarang. (Tertawa)
Ya, diaBertanya (kepadaC lalu menolehB)
Ya, Saudara! Semula kami memang tidak melihatmu, sebab kami hanya memperhatikan tanda-tanda demi tujuan kami. Dan tiba-tiba Saudara mengejutkan kami, maka ....klap... kami melihat Saudara sekarang. (Tertawa)
A
(Tertawa)Aku tadi juga tak melihat kalian.Aku sedangBerpikir-pikir, dan tiba-tiba SaudaraBerteriak. Maka, klap... klap...Aku terkejut melihat kalian. (Tertawa) Waaah! Memang, untuk dapat saling melihat kita membutuhkan kejutan-kejutan !
Terdengar dentang-dentang mengetuk hati)
(Tertawa)Aku tadi juga tak melihat kalian.Aku sedangBerpikir-pikir, dan tiba-tiba SaudaraBerteriak. Maka, klap... klap...Aku terkejut melihat kalian. (Tertawa) Waaah! Memang, untuk dapat saling melihat kita membutuhkan kejutan-kejutan !
Terdengar dentang-dentang mengetuk hati)
C
Mari, kita teruskan langkah kita.
Mari, kita teruskan langkah kita.
B
Ya, mari. Selamat tinggal, Saudara!
Ya, mari. Selamat tinggal, Saudara!
C
Selamat tinggal!
Selamat tinggal!
A
Lho! Ini mau ke mana?
Lho! Ini mau ke mana?
BC
Ha? Ke mana?
Ha? Ke mana?
B
SaudaraBertanyaApa?
C
SaudaraBertanyaApa?
SaudaraBertanyaApa?
A
Ampun! Ke mana kalianAkan pergi?
Ampun! Ke mana kalianAkan pergi?
B
Ke mana kitaAkan pergi?
Ke mana kitaAkan pergi?
C
Ah, menghina! Dia menguji kita.
Ah, menghina! Dia menguji kita.
B
Saudara! Saya harap Saudara jangan mencoba menguji kami. Penghinaan!
Saudara! Saya harap Saudara jangan mencoba menguji kami. Penghinaan!
A
Haaah? Menguji?
Menghina? Jadi mudahBenarBerprasangka di perjalanan yang gersang ini. Saudara,
saya tidak menguji kalian,Aku tidakBermaksud menghina kalian.Aku kan hanyaBertanya
ke mana kalianAkan pergi?.
C
Penghinaan lagi!
B
Lagi penghinaan!
Saudara jangan pura-pura tak tahu!
A
Astaga! MintaAmpun!Aku
tidak tahu maksud kalian sebelum kalian katakan, Saudara.
C
Terlalu! Semua
orang di perjalanan ini sama tujuannya, Saudara. Juga Saudara, jika masihBelum
sinting!
B
Kami mau ke
Surga.
C
Ya, kami mau ke
Surga.
A
Surga? Surga? ……
Hah?Benar, yaBenar juga.Aku juga mau ke sana. Eh, tapi, Saudara,
apakah kalian tahu mana jalannya, he?
apakah kalian tahu mana jalannya, he?
C
Oh, itu mudah
saja. Tiap orang tahu. Orang hapal. Pokoknya kita harus selalu melalui jalan kebenaran, jalan ke kanan. Jalan
itulah yangAkan menyampaikan kita ke Surga.
A
Ooooo, jadi
melalui jalan kebenaran, jalan ke kanan? Ke kanan... ke kanan....
B
Iya! Ke kanan!
Kebenaran! (jengkel)
A
Ya, ya, ya, ke
kanan, melalui kebenaran. Dan kebenaran itu mana?
B
Hah! Kebenaran
itu yang ke kanan!
A
Iya! Tapi ke
kanan itu yang mana?
B
Yaitu! Ke kanan
itu yang kebenaran.
A
Iya! Tapi
kebenaran itu....
B
Kebenaran itu
yang ke kanan.
A
Aduuuuh! Itulah
yang kutanyakan!AkuBisa menjadi tolol ini!
C
Saudara! Saya
harap jangan membikin hinaan yang lain lagi. Kebenaran kita ini telah
dipermudah dengan tanda-tanda. Lihat itu. Lihat itu! Papan itu sudah
menunjukkan mana jurusan Surga, mana jurusan ke Neraka.
A
Ya, memang,
mungkin dengan tanda-tanda itu kita dipermudah. Tapi, Saudara, mempermudah itu
mungkin dalamArti mempermudahBenarAtau mungkin mempermudah salah!Aku sudahCukup
kerap tertipu oleh tanda-tanda semacam itu. Kalian juga tentunya. (berjalan
mendekat tanda-tanda dan menyentuh)Lihat tanda seperti ini.Astaga. (Tonggak itu
roboh terpukul tangannya)
BC
(Menjerit
melankolis, kemudian diam kaku ketikaAda dentang-dentangBergaung)
A
Betapa rapuhnya!
(Mendirikan kembali tanda itu, namun ternyata terbalikArahnya, kanan Neraka,
kiri Surga)
BC
Syukurlah,
selamat kita semua! (Bernapas lega)
A
Betapa rapuhnya!
BC
Apa?Apa kata
Saudara?
A
Betapa rapuhnya
pendirian itu.
B
Oh!
C
Bukan rapuh! Tapi
Saudara yang kurangAjar! Saudara telah lancang mengutik-utiknya hingga
roboh. ItuBerarti Saudara meragukan kebenaran ini,Berarti Saudara tidak
mempercayai kebenaran ini,Berarti Saudara menentang setiap pemakai jalan ini,Berarti
pula SaudaraAdalah pengacau! Pemberontak! Pengkhianat laknat! (emosi makin
memuncak)
A
Ampuuuuun! Saya sama sekali tidakBermaksud menjadi semacam
itu, Saudara. Saya hanya merasa lucu pada papan itu, pada tulisan itu, mengapaBegitu
hebat kemampuannya, membuat orang tunduk, patuh, menurut, tanpaBertanya-tanya
lagi, tanpa pikir-pikir lagi!
C
Itulah kepercayaan!
B
Itulah keyakinan!
A
Kepercayaan? Keyakinan?
B
Setiap orang harus percaya dan yakin kalau ingin selamat.
C
Dan papan penunjuk itu sudahBerabad-abadBerdiri di situ,
diuji waktu dan musim....
A
Dan ternyata rapuh.
C
Astaga!
B
Astaga!
C
Gila!
B
Sinting.
C
Konyol.
B
Kemplu.
C
Brengsek.
B
Tolol.
C
Kerbau.
B
Sapi.
C
Tikus.
B
Anjing.
C
Kucing.
B
Babi!
C
Kuda!
B
Jangkrik!
A
Ampuuuun!Aku tidakBermaksud menjadi semacam itu-itu tadi.Aku
toh hanya merasa lucu, mengapa tonggak penunjuk yang tampaknya kokoh itu
ternyata mudahBenar tumbangnya. Saudara harap mengerti.
C
Kita diburu waktu. Kita tidak tahuApakah Surga sudah dekatAtau
masih jauh dari sini. Mari kita
teruskan langkah kita dengan kepercayaan.Agar selamat, kita harus percaya dan
yakin.
B
Ya, mari kita
melangkah dengan keyakinan. Tidak usah mengurusi orangAbnormal itu. Keyakinan
kitaAdalah satu-satunya kebenaran!Ayo! (Melangkah keArah kanan.)
A
(Tertegun,
kemudian terkejut) Hai, Saudara, kalian menuju Neraka!!!
BC
Ha? !
B
Ngaco lagi, ya?
Kali ini tak kuampuni
A
Sabar lihat papan
itu. Ke sanaAdalah menuju Neraka. Jurusan Surga itu ke sana.Benar, kan?!
B
Tidak percaya.
C
Ya, tidak percaya.
B
Aneh, ya?
C
Ya,Aneh.
B
SangatAneh!
A
LaluBagaimana?
C
Ya, kalau
demikianBagaimana?
B
Ya, kalau
demikianBagaimana?Ah, yang terang kita harus terus jalan.
A
Ke mana?
BC
Ke mana?
B
Ke Surga, tentu saja!
A
Lewat mana?
C
Lewat jalan
kanan, ke sana! (Menghadap penonton, menunjuk kanan)
B
Bukan, ke sana!
Tapi ke sana! (Membelakangi penonton, menunjuk kanan)
C
Ah,Coba kau
ingat-ingat lagi. Pasti yangBenar ke sana!
B
Tidak. Engkau
yang salah, kanan itu ke sana!
C
Tetapi papan itu
juga menunjukArah Surga ke sana!
B
Itu dusta! Papan
ituBohong!
C
Apakah
keyakinanmu mulai goyah?
B
Tidak! Tidak
goyah, tetapiBerubah.Berubah tidakBerarti goyah! Surga itu ke sana. Papan itu
salah!
C
Tidak! Papan ituBenar.
Lihat, saya menunjuk dengan tangan kanan keArah kanan juga!
B
Tanganku yang
kanan juga yang menunjukArah kanan. DanAku yakin,Arah Surga itu ke sana!
Kebenaranku tak dapat ditawar-tawar!
C
Aku tidak menawar
kebenaranmu, melainkanAku menentang kebenaran yang tidakBenar, kebenaran yang
salah!
B
Eh! ItuBerarti
kau menentang kebenaranku, menentangAku?Berarti kau menentang setiap pemakai
kebenaran ini?Berarti pula kauAdalah pengacau, pengkhianat, pemberontak laknat
yang harus ditindas, harus dimusnahkan!
C
Tidak! Kaulah
yang menentang kebenaranku! Kaulah yang menghalang-halangi dan menentang setiap
pemakai kebenaran ini, itu samaArtinya kamu pengacau, pengkhianat, pemberontak
laknat yang harus ditindas, dimusnahkan!
A
Ampuuuuun!Aku
jadiBingung! Waduh! Kalian tadi rukun, sekarang jadi tidak rukun. Ya, Tuhan,
kalian mau ke Surga. Untuk ke Surga harus melalui jalan kebenaran. Dan... jalan
kebenaran ituArahnya kanan. DanArah kanan itu sana...Atau sana... eh, sana...
eh, eh.... Lho,Aneh! Sana kanan, sana juga kanan. Sana juga kanan, sana juga
kanan.Bawah, juga kanan!Ampuuuun!Aku jadiBingung!ApaBenar semuaArah itu kanan?ApaBenar
semua jalan itu,Benar? He?!
C
Semuanya salah!
TakAda kebenaran selain kebenaranku. Ya, kebenaran hanya satu, itulah kebenaranku!
Persetan dengan kalian, dengan langkah penuh kepercayaanAkuAkan ke sana.
Selamat tinggal orang-orang tolol. (Pergi keArahnya sendiri, diikuti pandangan
mata lainnya)
B
Kasihan,
kebenaranBenar-benar tidakBenar!
A
Oh, tidak! MungkinBenar juga dia.
B
Heh? Jadi secara tidak langsung kau menyalahkan kebenaranku,
ya?
A
Oh, tidak! MungkinBenar juga Saudara.
B
Heh? O….. saya tahu sekarang, jadi secara tidak langsung
Saudara sendiri mengaku tidakBenar, ya?
A
Oh, tidak! MungkinBenar juga saya.
B
Heh? KalauBegitu, jelasnyaApa kebenaran Saudara itu, he?
A
Begini. Kebenaran sayaAdalah, kebenaran, yaitu, kebenaran
sayaAdalah...Bingung.
B
(Tertawa)Bingung?Bingung yang kebenaran? Kebenaran yangBingung?
Ya.Allah, Saudara telah mencari kesukaran sendiri dengan tidak mau yakin.
Naaah! SelamatBerbingung-bingung di persimpangan ini.
A
Ya, pergilah! Selamat melarikan diri ke dalam keyakinan.
B
Diam kau! (Lari keArahnya sendiri,Bersama dengan suara
gemuruh danCahaya yang meredup)
BABAK II
GENDERANG MELEMAH. LAMPU MENERANG. MUSIK MENGALUN TERSENDAT-SENDAT. SEGEROMBOLAN ORANG MENDATANGI DENGAN TERHUYUNG-HUYUNG. TOKOHABANGKIT MENYONGSONGNYA
A
Ahoi! Saudara-saudara, selamat datang! Jangan diam dan
sedih, jangan ragu janganBimbang. di sini kitaBebas memilih. Ke sana? Ke sana? Ke sana?Atau di sini saja
menanti.
(Gerombolan orang itu terusBergerak dengan diam. Dengan mata terus menatap tanda jalan itu. Mereka menuruti petunjuk itu. TokohA terkejut dan memutar tanda. Gerombolan ituBerbalikArah danBerjalan lagi.A mengubah tanda itu lagi. Orang-orang itu menjeritBertanya)
(Gerombolan orang itu terusBergerak dengan diam. Dengan mata terus menatap tanda jalan itu. Mereka menuruti petunjuk itu. TokohA terkejut dan memutar tanda. Gerombolan ituBerbalikArah danBerjalan lagi.A mengubah tanda itu lagi. Orang-orang itu menjeritBertanya)
E
Apa ini?
F
AdaApa sebenarnya
?
G
Apa yang terjadi?
H
Itu Lihat itu!
I
Itu,Anu!
J
Tiba-tibaBegitu!
K
Tiba-tibaBegini!
L
Ya, dulunya tidakApa-apa
lho! lalu...Blum!
M
Mengapa? Kenapa,
he?
N
MengapaBegitu? Mengapa,Blum? Wah pastiAnu...!
E
Bagaimana, ya?
F
Aneh sih!
G
Mengherankan!
H
Ajaib!
I
Heboh!
J
Dahsyat Man!
K
Abnormal!
L
Mengerikan!
M
Mencemaskan!
N
Menakutkan!
E
E
Mengharukan!
F
Waduh, waduh! Ya, Gusti, laluBagaimana?
G
Ya,Allah jabangBayi, mengapaBegitu? Seperti mimpi saja!
D
(Membunyikan
peluit) Tenang! Tenang!Coba tenang. Ingat, hatiBoleh mendidih,
tapi... kepala harus dingin! Nah,Bagaimana ini?
H
AkuBilang, iniAlamatCelakaBagi kita!
I
Ya! Firasat saya
juga mengatakan jalan ke Surga tertutupBagi kita!
J
Wah!
K
KalauBegituBagaimana kita?
J
Wah! Wah!
L
Iya!Bagaimana nanti saya?
J
Wah! Wah! Wah!
M
Kita jalan terus
sajaBagaimana. Ini hanya usul saya, lho!
J
Wah! Wah! Wah! Wah!
N
Usul sih,Boleh-boleh
saja, tapi pikir, sampai kapan kita mau jalan.Apa kitaAsal jalan saja?
L
Wah! Wah! Wah!
Wah!
E
Dulu jalan!
Kemarin jalan! Sekarang disuruh jalan!Besok jalan! Wah! Kapan kitaAkanBerhenti,
he?
F
Iya ya? KapanBerhenti?
G
Kapan?
H
Ya,Coba jawablah,
kapan? Masak kita selama ini selalu menyerah saja. Tahu-tahu kita telah jalan.
ItuBoleh-boleh saja, tapi paling tidak kan perlu juga pikir-pikir, kapanBerhenti?
Gitu, kan?
I
Betul! ItuBetul! Setuju!
J
Akoooor!
D
Tenang! Tenang!
Semua saja tenang! Dengar, kitaAkanBerhenti setelah sampai di tujuan.
K
Tujuan? Itu
tujuan siapa,Bung?
D
Tujuan kitaBersama
tentu! Surga kebahagiaan!
L
Betul, saya setuju!
M
Lalu kapan kita
sampai di sana?
N
Ya, kira-kira
saja kapan?
D
Kalau kita terusBerjalan,
kitaAkan sampai di sana. Percayalah!
E
Jadi kita harus
jalan terus?
D
Iya! Kita harus
jalan terus!
F
Jalan terus,
terus, terus, terus? Waduh!
G
Oh, ya, jadi
setelah terus, terus, terus, terus... laluBerhenti?
D
Pasti! KitaBerhenti
setelah sampai tujuan.
H
Lalu kapan
sampainya di tujuan?
D
Setelah kita
jalan terus, tentu saja!
A
Ampuuuuun!Aku jadiBingung! (berteriak)
I
Wah,Apa itu?
J
Orang! OrangAsing
itu!
K
Ya,Allah kusangka
demit!
L
Harus jalan,
siapa dia? E, jangan-jangan dia yang mencuri hati saya kemarin.Apa hal macamBegini
perlu dilaporkan?
D
Perlu sekali!
Nah,Awas, Saudara-saudara. Disinyalir orang itu mempunyai keahlian yang jahat.
Maka diharap kita semua waspada.Coba periksa hati, pikiran, mata, telinga,
hidung, tangan, dan kaki Saudara-saudara! Jangan-jangan telah hilang
tercuri.
(Orang-orang itu saling memeriksa dengan ributnya).
(Orang-orang itu saling memeriksa dengan ributnya).
M
Ini, ini, ini
masihAda. Tapi yang itu kok nggak tampak?
N
Lha ini malah
serongBegini!
E
Punyamu juga gitu
kok!
F
Masak, kemarin
saja masihBaik, kok!
G
Wah ini sih masihBaik.
Tapi yang itu sudahBerabe.
H
Wah gawat. Gawat! Gawat, nggak ketulungan!
I
Coba-coba diginikanBagaimana? Sakit? Nggak toh?
J
Lailah, punyamu sudahBobrok gini? Nggak pernah dibersihkan,
ya?
K
Nggak, memang gitu kok sejak lahir!
L
Hati-hati kamu
kalau pegang-pegang!
M
Sudah, pokoknya
selamat! Selamat nggakAda yang hilang!
N
Ya, paling nggak
kita nggak merasa kehilangan, gituAja! Ya! Selamat!
(setelah semua sibuk sendiri, lalu mereka mengamat-amati orang yangBerteriak tadi)
(setelah semua sibuk sendiri, lalu mereka mengamat-amati orang yangBerteriak tadi)
E
Hei, siapa sih
kamu itu? OrangBaik-baik saja kan?
F
Iya, siapa sih
kamu itu?
G
Kamu siapa, he?
A
Aku?
H
Lha iya, kamu itu
siapa?
A
Lha kalau kamu
siapa?
I
Waduh,Berlagak macam wayang ya? Ditanya ganti tanya. NggakBisa.
J
Di siniAturannya
kalau ditanya musti jawab, nggakBoleh lain!
K
Udah, jawab saja,
Dik!
L
Kok, Dik, sih?!
Om! Udah, Om, jawabAjaBaikbaik.
M
Masak Om? Tante!
Udah deh, Tante, jawabAja!
N
KayakBegitu kok
tante?! Itu kakek. Ya, Kek, jawabAja terus terang.
E
Ah, sebenarnya
masihBelum jelas. Perhatikan saja, mana tanda-tandanya? KanBelum tampak? Maka
untukAmannya, kita musti pakai kata-kata yang netral. Panggil saja orang. Hei,
Orang, siapa namamu?
F
Ya, siapa kamu
itu, Orang?
A
Aku orangBingung.
G
He?
H
Astagafirulah!
I
Nah,Betul kan? Kan tadi udah ngira! OrangBingung dia!
J
Gawat! Gawat!
K
Wah tentu kamu tidak punya kepercayaan, iya. Iya saja!
L
Ya, kasihanBenar
dia....
M
Itu sih, sudah
sepantasnya. Lha potongannya saja meragukan gitu?!
N
Maklum saja,
masih kanak-kanak sih! Kutaksir masih kelas nol kecil!
E
E
Bukan, toh. Itu
yang namanya sudah terlalu tua.
F
Ah, nggak,Ah! NggakBongkok
gitu kok.Coba tenang sebentar. Nah
kalau lihat gayanya, sih... wah, nggak salah lagi……Michael Jackson!
G
Waduh, waduh,
waduuuuh!Clila-clili macamAnakAyam, ha, ha, ha, ha, ha!
(Semua orang itu tertawa terpingkal-pingkal sambil melontarkanBerbagai komentar untuk mengejek tokohA)
(Semua orang itu tertawa terpingkal-pingkal sambil melontarkanBerbagai komentar untuk mengejek tokohA)
H
Sudah,Ah, sudah,
jangan digoda, kasihan.
J
Ya, sudah, jangan
digoda, kasihan.
D
(Membunyikan peluitnya) Tenang, tenang! Demi ketertiban dan keamanan semua harap
tenang.Akan kutanyai dia. SaudaraBingung?
A
Iya. Dan sebab
ituAku menghentikan langkah Saudara-saudara, kare....
D
Stop!Cukup! Kami
sudah tahuApa yangAkan Saudara katakan. Nah, kami merasa terpanggil untuk menolong
Saudara.
A
Lho, mengapa?
D
Maaaa! Pinter!
Itu memang pertanyaan yangBagus. Tapi sayang tidak kami perlukan.Bukan
mengapanya yang penting.
A
Ya,Allah! Saya ini harusBertanya pada Saudara?
D
Tentu! Dengan sendirinya! Otomatis! Sebab SaudaraAdalah
orangBingung, sedang kami manusia-manusia yakin! OrangBingung harusBertanya
pada orang yakinAgar ikut menikmati keyakinan.
K
Benar, Saudara, nggak usah sangsi! Ya, itu sungguh-sungguhBenar!
L
Ya, itu mutlakBenar!
M
Coba pakai otak
sedikit. ItuBenar, Saudara, percayalah.
N
Saya sendiri
tidak mungkin menyangsikan lagi, kok, percayalah!
E
Situ lagi, lha
wong om saya,Ayah saya, teman saya, yang di sana malah guru saya dan pacar sayaAja
jugaBegitu, kok!
F
Lha, pengemis
yang kemarin minta-minta kepadaku, di rumahku,Aja yaCeritaBegitu kok,Apalagi
itu, huh!
G
Pokoknya kalau
normal mesti dapat menerima.Bayangkan; semua sajaAkor kok, romo pastor, suster,
pak guru, pak RT, pak RK, pakCamat, pak Walikota, pak Gubernur. Sri Sultan,
Sutan TakdirAlisjahbana, Ernest Hemingway, Putu Wijaya,ChairilAnwar, Pablo
Picasso, Hittler, Mochtar Lubis, Marga T.,Bung Karno, Rendra,AntonChekov,Ali
Sadikin, Profesor Driyarkara, Purwadarminta, Lenin, Russeau, Gorys Keraf,
Langeveld, Romo Kardinal, Paus Johanes Paulus II, Ibu Kita Kartini, Mozart,Beethoven,
Mao Tse Tung, Goenawan Mohamad, Yati Pesek. Marwoto,AriefBudiman, Iwan
Simatupang, Romo Dick hartoko, Mbak Megawati, Permadi, Resi Wiyasa, Walmiki,
Empu Kanwa, Empu Prapanca, Daendels, Raffles, Westerling, Kartosuwiryo, Kahar
Muzakar, Untung,Aidit, Sadam Husein, FidelCastro, .......
D
Stooop! Untuk
sementara sekian dulu. Semua itu memang harus dikenal, dihafal demi harga diri
dan testing di Surga. Nah, jadi kesimpulannya, pendapat saya tadiBenar, sebabBanyak
yang setuju, kalau perlu kami dapat mengutip kata-kata mereka sebagaiArgumentasi.Bagaimana,
Saudara?
A
Ah! Itu salah!
Itu salah! Itu tadi salah.
H
Waduh-waduh !
Hei!
SMA
Hei!
H
Amboi!
SMA
Amboi!
H
Fui!
SMA
Fui!
H
La la la!
SMA
La la la!
H
Li li li!
SMA
Lili li!
H
He he he!
SMA
He he he!
H
Ohuk ohuk!
SMA
Ohuk ohuk!
A
Hea-hei-hea-hei-heah!
Hea-hei-hea-heah! Heahei-hea-heah. Itu salah! itu salah! Itu salah!Ampuuun! Itu
salah!
Semua terdiam oleh teriakan yang membelah itu.
A
Semua terdiam oleh teriakan yang membelah itu.
A
YangBenar orang
yakin itu harusBertanya pada orangBingung. Sebab orangBingung ituArtinya
menemukan persoalan, menghadapi persoalan. Ia hidup! sedang orang yang tidakBingung,
seperti kau, kau, kau, dan kauAdalah orang yang tidak menghadapi masalah
lagi.Kalian hanya menghanyutkan diri pada kepercayaan, keyakinan denganAman dan
tenteram, tanpa pikiran, tanpa masalah, tanpa hidup lagi. Sebenarnyalah kalian
itu meyakini suatu kebingungan! Pikiran-pikiran, prasangka-prasangka,
tujuan-tujuan semu, harapan- harapan kabur, semua ituAdalah ujud
kebingungan-kebingungan yang disemarkan ke dalam keyakinan!Camkan!
(Orang-orang itu mulaiBergerak lagi, salingBerbisik, ngomong lagi)
I
(Orang-orang itu mulaiBergerak lagi, salingBerbisik, ngomong lagi)
I
Wah! Kok seperti
pak guru, ya!?
J
O,Barangkali memangCalon guru. Lihat saja potongannya!
K
Bukan. Saya
jelas-jelas tahu, sebenarnya dia itu pensiunan guru. Lihat saja gerak-geriknya,
kan tampak? !
L
Tapi, ini lho,
kata-katanya tadiApa, ya,Benar?!
M
BarangkaliBenar!
N
Memang kalau
ditinjau dari sudut sini,AgaknyaBenar. Dari sudut situ entah.Coba saja...!
E
Kalau sayaCuman
kepinginBilangBohong!
F
Iya,Bohong!
G
Bohong!
H
Iya, saya kira
jugaBohong saja!
I
Ah, masak iya?!
J
Coba, diingat-ingat lagi,Cocokkan dengan
keterangan-keterangan lain. Nanti tahu- tahu...Cekcek-cek....Benar? Kan nggak
enak kita!
K
Ya, setelah saya renungkan, diaBenar!
L
Jadi enaknya, diaBenar
saja?Apa gimana?
M
Gimana
pertimbangan teman-teman?
N
Benar dah.
E
E
Bohong!
F
Benar!
G
Bohong!
D
Ya, jelasBohong
dia! Saya tegaskan sekali lagi, setelah melihat ini, melihat ini, melihat itu,
menimbang sana, menimbang sini, kami memutuskan diaBohong! Dan demi persatuan
ini harus diterima dengan suka rela! Nah, Saudara-saudara, jawab ke mana tujuan
kita semua?
SMA
Ke Surgaaaaa!
D
Surga itu
letaknya di mana?
SMA
Jaaauuuuuh!
D
Jalan mana yang
harus kita tempuh?
SMA
Jalan kebenaran!
D
Kebenaran ituArahnya
mana, Saudara?
SMA
Arah kanaaaan!
D
Na,Bagaimana
SaudaraBingung? Lihatlah, kami punya keyakinan yang teguh dan pastiBukan?
A
mungkin!
D
Mungkin?
A
Begini, saya mau
tanya pada Saudara-saudara masing-masing sebagai pribadi. Kata orang Surga itu
letaknya jauh, kata orang kita harus lewat jalan kebenaran, kata orang
kebenaran itu kanan. Nah! Menurut Saudara, mana kebenaran itu? ManaArah kanan
itu?
(Orang-orang itu menunjukArah kanannxJa senvd; sendiri. Mereka jaxii riuh.Ada Uang menunjuk utara,Ada yang menunJuk timur,Barat, tenggara,Atas,Bawah, dan sebagainya.Ada juga yang samaArah yang ditunjuknya. Mereka yang sama menjadi satu karena itu. MerekaBerteriak-teriak saling mempengaruhi.)
H
(Orang-orang itu menunjukArah kanannxJa senvd; sendiri. Mereka jaxii riuh.Ada Uang menunjuk utara,Ada yang menunJuk timur,Barat, tenggara,Atas,Bawah, dan sebagainya.Ada juga yang samaArah yang ditunjuknya. Mereka yang sama menjadi satu karena itu. MerekaBerteriak-teriak saling mempengaruhi.)
H
Sana! Sana, Pak!
I
Kanan itu, sana,
Om!
J
Kita harus ke
sana. Sana, Pak!
K
Kanan itu sana,
Om!
L
Kita harus ke
sana. kebenaran kita mesti ke sana!
M
Jelas ke sana!
N
Kukira sana!
E
Kupikir ke sana!
F
Kuduga ke sana!
G
Kuharap ke sana!
H
Ke sanaAku yakin
, nih. Sana. Pasti! Poastiiiii!
D
Hai,
Saudara-saudara,. kanan itu sana! Nah, Saudara itu pintar!
I
Bukan, toh!Bukan
sana, tapi sana!
J
Salah. (Tertawa)
Masak ke sana. Sana! Kan kentara sekali?!
K
Coba ingat-ingat,
ke sana kan? Iya saja, ke sana!
L
Maaf saja, kalau
menurut saya, ke sana. Rasakan saja,Coba!
M
Nggak! Mbok pakai
otak! otak itu penting. Na, sana kan? Iya saja!
N
Intuisi itu penting.Coba
perhatikan. Kalian kan tahuAku punya ketajaman intuisi kan? Tenang, ya! Nah,...
em, em, em, nah, sana! Sanalah kanan itu, sanalah kebenaran itu, yakinlah!
E
E
Tolol semua!
Salah semua! Kanan sana, mbok lihat sejarahnya!
F
Wah, keliru juga,Bung,
keyakinanmu. Menurut kitabBlanggentak-Blang-Blang karangan Profesor Doktor
Pli-Plo-Wak,Ayat zazaza, halaman koplok,BabBabBibBub, kanan sana, mbok lihat
sejarahnya.
G
Jangan mau
ditipu, jangan suka menipu, kanan itu sana!
H
TakAda yangBenar!
Sana sana sana sana sana itu hanyaAkan menuju ke Neraka! Kebenaran Surga harus
lewat sana!
I
Hai! Kubunuh kau
jikaBanyak mulut! semua saja dengar! Sanalah yangBenar! sanalah satu-satunya
kebenaran yang harus kita perjuangkanBersama!
SMA
Aaaaa! Itu kan
kamu! Pergi!
J
Oh,
Saudara-saudara yang terkasih, saya tahu hati Saudara gelisah. Tapi janganCemas
demiCinta kasih sayaAkan menolong Saudara semua menuju Surga yang dijanjikan.
Nah marilah kita ke sana
SMA
Beeee! Itu kan
kamu! Pergiiiiiii!
K
Demi kemanisan,
keluhuranBudi pekerti, keber sihan jiwa raga, ketertiban, perdamaian, kebaikan,
kesopanan, keindahan, kebudayaan dan kemajuan maka dengan kehendakBaik dan
sadar, mari ke sana
SMA
Ceeeee! Itu kan
kamu! Pergiiiiii!
L
Terima kasih,
Saudara. Memang sepantasnya mereka kita tolak. Sebab,Bukankah kita manusia
harus gini, gini, gini, dan gini?Bukankah kita manusiaAbad ini harus demikian,
demikian, dan demikian?Bukankah kita generasi kini harusA,B,C, d, e, f, g, dan
seterusnya?Bukankah kita sebagai warga negara harusBub,Bib,Bab,Bob?Bukankah
kita sebagaiAnu harusAnu,Anu,Anu,Anu, danAnu? Sebab itu kita harus ke sana!
SMA
Deeeee! Itu kan
kamuuuuu! Pergiiiii!
-
-
Menurut profesor
doktorAnu danBuku....
SMA
Eeeeee! Latah!
Pergiiiiii!
D
Stoooop! (Membunyikan
peluit)Akhirnya saya terpaksaBertindak tegas. Siapa pun juga, kapan pun
juga,Bagaimana pun juga, di mana pun juga tidakBolehBertindak sendiri-sendiri.
Demi kestabilan rohani dan jasmani, demi keharmonisan duniaAkhirat, maka semua
saja tidakBoleh tidak harus ke sana! Siapa menentangAkan ditindak tegas.Tahu?!
SMA
Diam kau!
Sepi sesaat. Terdengar musik duka penyesalan. Orang-orang itu menunduk. Mereka salingBerjabat tangan. Kemudian melangkah keArah masing-masing
Sepi sesaat. Terdengar musik duka penyesalan. Orang-orang itu menunduk. Mereka salingBerjabat tangan. Kemudian melangkah keArah masing-masing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar